Selasa, 20 April 2010

Pandangan Umat Islam Terhadap Tasawuf

Mengenai asal-usul tasawuf,para ahli berbeda pendapat. Ada satu pendapat yang sering di tulis dalam buku-buku mengenai tasawuf di indonesia. Pendapat itu mengatakan tasawuf berasal dari kata suf, artinya bulu domba kasar. Orang-orang yang memakai pakaian itu di sebut orang-orang sufi atau mutasawwif.

Namun menurut Anne Marie Schimmel, sejarah dan pengajar tasawuf pada Universitas Harvard,Amerika Serikat sulit mendefinisikan perkataan tasawuf secara lengkap. Oleh karena itu, At-Taftazani seorang pengamat atau peneliti tasawuf,tidak merumuskan definisi tasawuf.

Sebelum Rabi’ah al-Adawiyah (w.ataum.810 M/185 H),tujuan tasawuf yang di upayakan oleh zahid,menurut para ahli, adalah terciptanya kehidupan yang di ridhai allah di dunia ini,sehingga di akhirat (kelak) terlepas dari azab neraka dan masuk ke dalam surga-Nya.

Para zahid seperti al-Hasan al-Basri misalnya, berusaha mengembangkan sikap zuhud,takut kepada Allah dan perasaan keberagaman lain,karena yakin bahwa kehidupan yang di dasarkan pada rasa dan sikap batin seperti itulah yang sesuai dengan semangat Islam. Sedang kehidupan bermewah-mewah yang berkembng di kalangan penguasa dan sebagian umat Islam telah menjurus pada kehidupan yang jauh dari semangat Islam, dan niscaya (akan) menjerumuskan para pelakunya ke neraka di akhirat.


Tasawuf juga berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dapat di lihat ayat-ayat dan hadist-hadist yang menggambarkan dekatnya manusia dengan tuhan. Di antaranya terdapat dalam surat Al-Baqarah (2) kalimat pertama ayat 186, yang terjemahannya kurang lebih berbunyi sebagai berikut : “(jawablah Muhammad) bahwa aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang bermohon kepadaKu”…

Di dalam ayat 115 surat yang sama, Allah berfirman : “Dan kepunyaan Allah lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap, di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Dalam surat Qaf ayat 16, Allah menyatakan : “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang di bisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar